STADIUM
KOTA
Johannesburg
KAPASITAS
61.000 orang
ALAMAT
Ellis Park
Johannesburg merupakan kota terbesar sekaligus jantung ekonomi Afrika Selatan, yang menyumbang 16 persen pendapatan kotor Afrika Selatan. Bahkan, Johannesburg masuk dalam daftar 50 kota ekonomi terbesar dunia. Kondisi perekonomian Johanneburg saat ini bukan dibangun dalam semalam, melainkan melalui perjalanan sejarah yang berat dan panjang.
Pada abad ke-19, penemuan kandungan emas dan mineral lain di Johannesburg, mengundang banyak pencari emas dari berbagai belahan dunia, terutama Australia, untuk mengadu nasib di sini. Johannesburg yang awalnya sepi, mendadak ramai dan padat. Pesatnya sektor pertambangan diikuti oleh tumbuhnya sektor pendukung lain, misalnya penyedia kebutuhan hidup sehari-hari, penginapan, dan perumahan.
Lambat laun, ketika bahan tambang mulai menipis, penduduk beralih ke industri barang dan jasa, misalnya bank, real estat, transportasi, media cetak, baja, teknologi informatika, kesehatan, dan bisnis ritel. Bidang ekonomi turunan inilah yang terus berkembang dari masa ke masa, sampai sekarang.
Sebagai kota yang berhubungan dengan berbagai pusat-pusat ekonomi dunia, Johannesburg terus membenahi diri supaya bisa mengakomodasi kebutuhan relasi-relasi bisnis yang tersebar di berbagi penjuru dunia. Perlahan tetapi pasti, Johannesburg pun membentuk diri menjadi kota multietnik modern.
Bentuk kasat mata modernisasi itu adalah tumbuhnya bangunan-bangunan megah di berbagai wilayah. Pembangunan fisik ini tidak terbatas untuk kepentingan bisnis saja, tetapi merambah ke berbagai bidang, termasuk olah raga, yaitu Stadion Ellis Park, yang mulai 2005 menjadi stadion pertama yang dimiliki warga kulit hitam di Afrika Selatan.
Ellis Park dibangun pertama kali pada 1928 sebagai sebuah lapangan rakbi. Stadion ini kemudian dihancurkan dan dibangun kembali pada 1982, untuk lagi-lagi menjadi stadion rakbi. Saat itu, stadion ini diberi nama JD Ellis, sebagai penghormatan kepada kanselir kota Johannesburg yang menyetujui penggunaaan lahan seluas 13 acre untuk dijadikan stadion.
Momen terbesar di stadion ini adalah ketika tim rakbi Afrika Selatan secara mengejutkan mampu menundukkan Selandia Baru di babak final Piala Dunia Rakbi 1995. Peristiwa itu menjadi saat yang membuat warga Afrika Selatan bersama-sama merayakan keberhasilan itu dengan Nelson Mandela.
Menyambut Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, stadion ini dipugar sehingga mengalami peningkatan daya tampung dari 57.000 menjadi 62.567penonton pada 2009. Tribun utara stadion merupakan bagian yang mengalami pengembangan terbesar.
Tribun ini menyediakan fasilitas untuk media massa, kursi VIP, tempat khusus untuk penonton yang memiliki cacat fisik, dan seperangkat audio visual berkualitas tinggi sebagai sarana memberikan informasi kepada penonton. Stadion ini memang dibangun dengan sangat modern, supaya bisa mengakomodasi kebutuhan dan gairah semua orang terhadap sepak bola. Bahkan, melalui situs resminya, FIFA mengklaim bahwa tak seorang pun akan meninggalkan stadion ini dengan rasa kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar